Selasa, 08 Desember 2015

KOMUNITAS SALIHARA

Sesuai dengan visi dan misi Park Joy yang memberi informasi mengenai harta karun yang ada di suatu kota, kali ini tim Park Joy berkunjung ke salah satu "artspace" atau kantong seni yang ada di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Kantong seni dan budaya ini telah berdiri sejak tahun 2008, didirikan oleh sejumlah sastrawan yang melihat kebutuhan akan tempat berekspresi  dalam konteks kesenian dan budaya yang dikelola secara profesional bernama Komunitas Salihara. Salah satu tugas yang dijalankan oleh Komunitas Salihara sendiri selain memproduksi suatu acara kesenian adalah memberikan edukasi bagi individu yang telah lama mengenal seni maupun yang baru mengenal seni, untuk usia yang ditargetkan sebenarnya dari semua jenjang usia tetapi biasanya berusia 17 hingga 40 tahun keatas.


Galeri Salihara 

Kami pun melaksanakan wawancara kepada pihak Komunitas Salihara mengenai profil, kegiatan maupun sedikit sejarah mengenai kantong seni dan budaya ini yang diwakilkan oleh Giany Amorita dan Fini Rubianti sebagai Communication Executive Komunitas Salihara. Berikut adalah perbincangan kami dengan Komunitas Salihara yang dilaksanakan di Kedai Salihara;

Kapan Komunitas Salihara ini berdiri dan bagaimana sejarah berdirinya?

8 Agustus 2008. Jadi memang sebelumnya kita di Teater Utan Kayu. Cuma Teater Utan Kayu itu hanya fokus di seni pertunjukkan dan kita butuh acara-acara yang baru seperti lokakarya, diskusi, pameran, kelas-kelas seni, terakhir kita ada fashion show juga yang baru sebenarnya dirintis oleh Salihara. Jadi lebih ke semua bidang yang menyangkut seni dan budaya tapi ada sisi edukatifnya.

Pada awal berdirinya, Komunitas Salihara itu dibentuk oleh siapa?

Kita dibentuk oleh sejumlah sastrawan dan budayawan. Sehingga basis kami memang sudah basis profesional dan managerialnya bukan karena suatu hobi. Jika suatu komunitas itu terbentuk karena satu hobi tetapi kami ini memang dibentuk atas dasar komitmen dan keseriusan. Jadi untuk managerialnya sebenarnya dari dalam kita sudah stabil secara regular, jadi para sastrawan, penulis, seniman, dan budayawan memiliki satu misi untuk "kita mau bikin sebuah artspace di Jakarta yang kualitasnya itu istilahnya bisa ngasih banyak referensi buat para penghuni di ibukota yang secara dominan kan diisi dengan acara-acara komersil".

Komunitas Salihara mengizinkan untuk menyelenggarakan acara secara gratis dan dipungut biaya, dapat dijelaskan bagaimana sistemnya?

Kita memiliki dua konsep acara. Pertama, acara yang memang sudah dirancang sendiri oleh Salihara tiap tahun, jadi tahun depan kita mau buat apa kita sudah tahu. Kedua, merupakan acara yang kerjasama dengan pusat kebudayaan misalnya Goethe. Jika yang sistem acaranya tidak memungut biaya seperti diskusi, kadang-kadang ada seni tari juga gratis, jika berbayar harganya standar sekitar Rp 50.000,00 atau Rp 75.000,00. Cuma ada beberapa acara yang lebih mahal seperti baru-baru ini fashion show dikarenakan target pasarnya berbeda.

Biasanya yang menyelenggarakan acara di Komunitas Salihara dari pihak mana?

Kita memang internal seperti ada dari Divisi Program kemudian ada Markom, lalu juga ada Dewan Kurator, yang dibagi seperti Kurator Sastra yang memprogram acara tentang sastra, lalu ada Kurator Tari pada bidang tarian dan sebagainya. Jadi dari ide-ide para kurator akan dimasukkan ke dalam program kemudian Markom dan divisi lainnya. Sehingga managerialnya memang permanen disini.

Apakah output yang diharapkan oleh Komunitas Salihara kepada masyarakat luas maupun  di sekitar?

Kami membagi target yang datang ke Komunitas Salihara menjadi 2. Pertama adalah orang yang sudah sering ke Komunitas Salihara dan tugas kami adalah menjaga agar mereka tetap berkunjung ke Komunitas Salihara. Kedua adalah orang yang baru datang dan mengenal Komunitas Salihara dengan mengadakan kelas-kelas seni untuk lebih menarik minat mereka untuk terus berunjung ke Komunitas Salihara.

Apa yang diberikan oleh Komunitas Salihara di dalam kelas-kelas seni yang diselenggarakan?

Kelas-kelas yang ada disini itu ada kelas akting, kelas filsafat, kelas menulis, kemudian untuk kelas seni rupa ada kelas keramik, kelas cat air dan sebagainya. Biasanya itu kontinu misalnya 3 bulan atau sebulan pada akhir pekan.

Bagaimana pendapat atau animo masyarakat semenjak adanya Komunitas Salihara?

Sebenarnya bervariasi sifatnya misalnya orang baru datang ke Salihara sebanyak satu sampai tiga kali cenderung cenderung mereka harus kenal dengan Salihara sendiri lagi karena tidak semua orang menjawab acara seni di Salihara itu tingkatnya tidak mudah dimengerti artinya mereka harus terus datang supaya bisa lebih kenal, tetapi untuk mereka yang kurang lebih rutin 3 sampai 5 kali atau lebih dari lima kali ke Salihara, mereka justru merasa bahwa Salihara itu tempat yang menjadi list wajib mereka untuk didatangi karena selain daripada pertunjukkan-pertunjukkan yang bisa dinikmati ada nilai-nilai yang tidak bisa didapat misalnya seperti pesan-pesan moral atau seperti pesan-pesan edukatif yang sebenarnya itu bisa kita dapat lewat cara-cara yang informal kayak cuma nonton teater atau cuma nonton tari tapi maknanya itu dalam.

Itulah beberapa obrolan Park Joy dengan Komunitas Salihara di Kedai Salihara. Lokasi Komunitas Salihara sendiri terletak pada:



INFO Komunitas Salihara

Situasi Komunitas Salihara sendiri pun sangatlah mendukung kreativitas pelaku seni maupun penikmat seni yang datang untuk menikmati tempat, suasana maupun acara kesenian yang ada di Komunitas Salihara. Pada sudut-sudutnya pun terdapat kutipan yang menggugah bagi pengunjungnya untuk memahami seni lewat hati seperti



Kutipan Sejarah



Kutipan Privasi di Toilet

Terdapat pula Gerai Salihara yang di dalamnya menjual pernak-pernik yang dapat berguna dalam kehidupan sehari -hari serta lukisan yang dibuat pada bagian ruang pameran.



Gerai Salihara



Lukisan Pada Galeri Salihara


Komunitas Salihara sendiri sepanjang keberadaannya sejak tahun 2008 hingga saat ini terus mengajak masyarakat sekitar maupun luas untuk berpartisipasi seperti diadakannya pameran atau kelas-kelas seni bagi anak SMA yang ada di Jakarta dan tertarik akan kesenian mengenai budaya yang ada bahwa seni itu luas. Salah satu kutipan yang paling menarik dari Komunitas Salihara pada awal berdirinya, yaitu

"kita mau bikin sebuah artspace di Jakarta yang kualitasnya itu istilahnya bisa ngasih banyak referensi buat para penghuni di ibukota yang secara dominan kan diisi dengan acara-acara komersil"
Sekaligus hal tersebut telah dijawab oleh Komunitas Salihara sebagai kantong seni dan budaya di Jakarta yang saat ini wajib dikunjungi oleh khalayak umum dari segala jenjang usia.

Park Joy
Treasure In The City
Share Culture


Tidak ada komentar:

Posting Komentar